Sariawan atau stomatitis aphtosa[1] adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung. Munculnya sariawan ini disertai rasa sakit yang tinggi.
ariawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.[2]
Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya sariawan. Misalnya, luka tergigit, mengkonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan kondisi tubuh yang tidak fit.
Sariawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi adanya kanker rongga mulut.[3]
Stomatitis Aphtous/Ulcer BUKAN KARENA KURANGNYA Vitamin C, malahan sebaliknya SA dikenal disebabkan oleh alergi citrus atau alergi makanan yang mengandung asam, kondisi imun yang lemah, obat-obatan tertentu, trauma fisik (ataupun penggunaan gigi palsu baru), dsb.
Penyakit kekurangan vitamin C sendiri adalah Scurvy atau kegagalan proses sintesis kolagen yang ditandai dengan gusi mudah berdarah, pendarahan kulit (purpura) dsb.
Rabu, 19 Mei 2010
Rabu, 28 April 2010
BAGI Anda yang pernah mengalami problem dengan gusi sebaiknya mulai waspada. Penyakit gusi, baik yang dialami perokok maupu non-perokok, ternyata dapat menjadi sebuah isyarat akan bertambahnya risiko mengidap kanker.
BAGI Anda yang pernah mengalami problem dengan gusi sebaiknya mulai waspada. Penyakit gusi, baik yang dialami perokok maupu non-perokok, ternyata dapat menjadi sebuah isyarat akan bertambahnya risiko mengidap kanker.
Para peneliti dari Imperial College London Inggris dalam laporannya, Senin (26/5) menyatakan penyakit gusi berkaitan dengan bertambahnya kemungkinan mengidap sejumlah penyakit seperti kanker paru, kanker ginjal, pankreas dan kanker darah.
Seperti dimuat jurnal Lancet Oncology, kesimpulan itu diambil para peneliti setelah melakukan riset dan analisis terhadap catatan kesehatan 50 ribu orang pria Amerika sejak 1986.
Hasil penelitan menunjukkan, besarnya risiko mengidap kanker tak hanya berlaku pada perokok yang mengalami problem gusi . Hadirnya penyakit gusi pada pria non-perokok pun dapat menandakan bertambahnya risiko kanker.
Menurut riset, mereka yang punya sejarah penyakit gusi mengalami penambahan risiko kanker sebesar 14 persen ketimbang yang tak pernah mengalaminya. Penyakit gusi juga dihubungkan dengan peningkatan risiko 30 persen mengidap kanker paru, sedangkan risiko kanker ginjal dan kelenjar pankreas bisa naik hingga 50 persen. Untuk jenis kanker yang menyerang sel darah, risiko akan meningkat hingga 30 persen di antara pria pengidap penyakit gusi.
Sementara itu, pria pengidap sakit gusi non-perokok tidak akan mengalami peningkatan risiko mengidap kanker paru. Namun begitu, risiko mereka sedikit lebih besar untuk jenis kanker lain dan rata-rata risiko yang sama untuk kanker darah.
Ada beragam teori yang dapat menjelaskan mengapa hadirnya penyakit gusi berkaitan dengan penyakit lainnya. Menurut para ahli, orang yang mengalami infeksi pada gusi melepaskan sejenis enzim yang menjadi tanda bahwa peradangan mungkin akan menyebar ke bagian tubuh lain. Selain itu, ada indikasi bawa bakteri yang berkaitan dengan penyakit gusi dapat menimbulkan masalah pada bagian tubuh lainnya.
Pimpinan riset Dr Dominique Michaud, menyatakan adanya peningkatan risiko mengalami kanker darah dapat kaitan dengan sistem kekebalan tubuh. Para ahli mengindikasikan, kehadiran yang rutin penyakit gusi bisa menjadi pertanda lemahnya sistem kekebalan tubuh yang juga dapat mempermudah terjadinya kanker.
“Temuan ini mungkin dapat mewakili kesamaan fungsi kekebalan serta respon terhadap peradangan , yang akhirnya berujung pada kerentanan tubuh terhadap penyakit baik penyakit periodontal maupun kanker hematologis,’ ujarnya.
Walau begitu, mereka mengatakan ada kemungkinan bahwa penyakit gusi yang sudah lama diderita akan memicu perubahan sistem kekebalan yang justru membantu kanker tumbuh, atau bakteri dari gusi dalam langsung menyebabkan kanker dalam jaringan mulut atau kerongkongan ketika tertelan.
Rabu, 14 April 2010
Menderita sakit gigi bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Rasa sakitnya bahkan bisa membuat orang dewasa menangis. Gigi berlubang umumnya menjadi penyebab awal kita menderita sakit gigi. Sakit gigi menjadi problem kesehatan yang juga serius bagi banyak orang. Apa sebenarnya yang terjadi pada gigi kita saat menderita sakit gigi? Apa akibat lain dari gigi berlubang? Bagaimana cara mencegah sakit gigi?
Sakit Gigi
Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan orang pada zaman dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an hingga Willoughby Miller seorang dokter gigi Amerika yang bekerja di Universitas Berlin menemukan penyebab pembusukan gigi. Ia menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam (lingkungan alami gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang akhirnya membuat lubang kecil pada email gigi.
Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang melubangi dentin. Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai merasakan sakit gigi. Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan hanya tersisa akar gigi.
Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa orang, karena bila didiamkan, dapat membuat gigi menjadi bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang dapat menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung maupun penyakit lainnya.
Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda memiliki gigi berlubang sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka pergi ke dokter gigi dengan alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya mahal, takut atau malu diejek karena gigi yang rusak, namun pergi ke dokter gigi adalah solusi terbaik untuk mengatasi sakit gigi. Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun, mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang, bahkan lubangnya akan terus semakin membesar.
Mengatasi Rasa Takut ke Dokter Gigi
Jika Anda merasa takut saat dokter gigi menangani gigi Anda, silahkan beritahukan ke dokter Anda. Ia tentu senang membantu Anda mengatasinya. Anda bisa memberitahunya bahwa Anda akan memberi isyarat dengan tangan bahwa Anda takut atau merasa sakit saat ia sedang menangani gigi Anda. Banyak pasien mendapati bahwa hal tersebut membuat mereka lebih tenang.
Selain itu kebanyakan dokter gigi sering mengajak bicara pasiennya saat menangani gigi pasien. Hal ini bertujuan menenangkan hati pasien tersebut.
Ingatlah bahwa gigi yang sehat menunjang kesehatan tubuh. Jika Anda segera memperbaiki gigi Anda yang berlubang, hal ini akan menghindari problem dan perawatan yang mahal di kemudian hari.
Menambal Gigi dan Cabut Gigi
Langkah yang umumnya akan diambil dokter gigi adalah menambal gigi yang rusak, bila lubangnya belum terlalu besar. Tetapi, bila kita merasakan sakit gigi, proses penambalan tidak dapat langsung dilakukan karena dengan demikian gas dalam gigi tidak dapat keluar. Dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit atau akan mematikan saraf gigi agar kita tidak tersiksa dengan rasa sakitnya. Pada kunjungan selanjutnya barulah gigi akan dibersihkan dan ditambal sementara, penambalan secara permanen dilakukan pada kunjungan berikutnya lagi.
Bila lubang terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk ditambal, berarti gigi harus dicabut. Sama seperti proses penambalan gigi, maka gigi juga tidak dapat langsung dicabut saat gigi masih terasa sakit. Hal ini disebabkan saat kita merasakan sakit gigi, maka obat anestesi (obat kebal agar tidak terasa sakit saat gigi dicabut) tidak dapat menembus akar gigi, sehingga saat dicabut akan menyebabkan sakit yang luar biasa. Proses pencabutan gigi baru bisa dilakukan saat gigi sudah tidak terasa sakit dan untuk menghilangkan rasa sakit dokter akan mematikan saraf gigi.
Mencegah Gigi Berlubang
Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:
Memeriksa gigi secara rutin
Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.
Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat
Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.
Menyikat gigi dengan cara yang benar
Walau menyikat gigi telah dilakukan secara teratur namun bila dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Cara yang benar adalah dengan menyikat ke arah bawah untuk gigi depan (gigi seri) bagian atas, menyikat gigi ke arah atas untuk gigi depan bagian bawah dan menyikat secara mendatar untuk gigi geraham. Menyikat gigi geraham hendaknya dilakukan lebih lama, karena pada gigi ini berpotensi menempelnya sisa-sisa makanan.
Kumur setelah makan
Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.
Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan
Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan tusuk gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar disamping dapat menyebabkan luka pada gusi.
Pilih pasta gigi yang mengandung fluorida
Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan pada gigi.
Makan makanan yang berserat
Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.
Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung
Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam yang membuat gigi berlubang.
Anda dapat berlangganan info gratis via e-mail. Silahkan klik link di bawah ini:
» Berlangganan Info Terbaru Gratis di Kumpulan.Info
Bagikan dan sebarluaskan artikel ini:
Facebook Digg Lintas Berita
Judul: Mengatasi Sakit Gigi dan Gigi Berlubang
URL: http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/125-sakit-gigi-berlubang.html